Hitam,
sangat keruh, bau dan tidak enak dipandang begitulah adanya jika kita melihat
sepanjang Kali Kepiting. Kali ini melewati pemukiman penduduk sekitar Surabaya bagian
utara dan timur mulai dari Jalan Pacar Keling dan bermuara pada pantai
Kenjeran. Banyak sekali sampah domestik seperti plastik,popok bayi, bangkai
hewan, bekas makanan dan limbah rumah tangga yang langsung dibuang ke badan Kali
Kepiting. Sampah sampah tersebut rupanya bukan tidak sengaja dibuang masyarakat
sekitar ke badan kali. Hal itu makin diperburuk dengan buangan limbah pabrik
tahu dan tempe di sekitar Pasar Pacar Keling. Tentunya kualitas air di Kali Kepiting
kini jauh di bawah normal.
Banyak gelembung gas yang muncul kepermukaan
kali, gelembung tersebut bukanlah oksigen melainkan gas beracun yang dihasilkan
bakteri anaerob. Bakteri ini hanya bisa hidup pada kondisi air yang rendah atau
tidak ada oksigen. Kondisi demikian akan banyak mempengaruhi menurunnya fungsi
ekologis selanjutnya disekitar kali.
Usaha penanganan dari pemerintah dan swadaya masyarakat sejauh ini belum
terlihat secara signifikan. Menandakan tidak adanya regulasi dan keseriusan
lembaga pemerintah sekitar menetapkan aturan terhadap sanitasi untuk warganya. Padahal
warga yang cerdas berawal dari perilaku dan lingkungan yang sehat. Jika kondisi
ini terus berlanjut bukan tidak mungkin kerusakan sistem sanitasi tidak
teratasi dan penyakit akan mewabah secara cepat. Sehingga benar kata orang
bijak, “Kondisi Kali adalah cermin perilaku masyarakat disekitarnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar